RELAY - JENIS - JENIS RELAY & CONTOH RANGKAIAN
Gambar 1.1 : Relay
RELAY adalah perangkat elektromagnetik yang berfungsi sebagai saklar otomatis yang mengontrol aliran listrik pada rangkaian listrik. Secara umum, relay digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan sambungan suatu rangkaian berdasarkan sinyal input yang diberikan, biasanya berupa arus listrik lemah (control circuit) untuk mengaktifkan atau menonaktifkan arus listrik yang lebih besar (power circuit).
Komponen utama dari relay meliputi:
- Koil (Solenoid): Komponen yang menghasilkan medan magnet ketika arus mengalir melaluinya.
- Kontak (Contacts): Bagian yang menghubungkan atau memutuskan aliran listrik di dalam rangkaian. Terdapat beberapa jenis kontak, seperti NO (Normally Open), NC (Normally Closed), dan sebagainya.
- Armature: Komponen yang bergerak ketika medan magnet yang dihasilkan oleh koil mengaktifkan relay. Armature ini berfungsi untuk membuka atau menutup kontak.
- Spring: Pegas yang mengembalikan armature ke posisi semula jika tidak ada arus pada koil.
Relay sering digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti:
- Mengendalikan perangkat besar dengan arus kecil (misalnya, menyalakan motor atau lampu menggunakan saklar yang dikendalikan secara elektronik).
- Proteksi sistem kelistrikan (misalnya, pada proteksi overcurrent, overvoltage).
- Sistem otomasi industri dan perangkat elektronik.
Dengan kata lain, relay memungkinkan suatu rangkaian kontrol yang menggunakan arus rendah untuk mengendalikan beban dengan arus yang lebih tinggi.
JENIS - JENIS RELAY
Relay memiliki berbagai jenis, yang masing-masing dirancang untuk aplikasi tertentu. Berikut adalah beberapa jenis relay yang umum digunakan:
1. Relay Elektromagnetik (Electromagnetic Relay)
- Prinsip Kerja: Menggunakan kumparan (koil) elektromagnetik untuk menarik atau melepaskan kontak.
- Jenis Kontak: Biasanya memiliki kontak NO (Normally Open) dan NC (Normally Closed).
- Penggunaan: Digunakan untuk mengendalikan beban listrik dalam aplikasi otomasi industri, peralatan rumah tangga, dan sistem kendali.
- Contoh: Relay 5V atau 12V yang digunakan pada sistem otomasi rumah atau pengendali motor listrik.
2. Relay Solid State (Solid-State Relay)
- Prinsip Kerja: Tidak menggunakan bagian mekanik bergerak. Menggunakan komponen semikonduktor seperti triac, thyristor, atau transistor untuk mengendalikan aliran listrik.
- Keunggulan: Lebih tahan lama, tidak ada keausan mekanik, lebih cepat dalam merespon, dan lebih stabil dalam kondisi getaran atau lingkungan keras.
- Penggunaan: Digunakan dalam aplikasi yang membutuhkan keandalan tinggi dan pengendalian dengan sinyal elektronik, misalnya dalam peralatan medis, sistem otomasi industri, dan kontrol suhu.
3. Relay Thermal (Thermal Relay)
- Prinsip Kerja: Menggunakan elemen pemanas (biasanya bimetal) yang melengkung ketika dipanaskan oleh arus yang mengalir. Jika arus lebih besar dari batas yang ditentukan, elemen ini akan membuka kontak untuk melindungi rangkaian.
- Penggunaan: Digunakan dalam proteksi motor, misalnya untuk menghindari kerusakan akibat arus lebih (overcurrent).
- Contoh: Proteksi motor pada sistem kelistrikan industri.
4. Relay Time Delay (Relay Penundaan Waktu)
- Prinsip Kerja: Dilengkapi dengan mekanisme atau rangkaian elektronik yang menyebabkan relay baru mengaktifkan atau memutuskan kontak setelah periode waktu tertentu.
- Penggunaan: Untuk aplikasi yang memerlukan penundaan dalam pengoperasian perangkat. Misalnya, menunda start motor, mengendalikan lampu jalan, atau aplikasi pengaturan waktu dalam sistem otomasi.
- Contoh: Timer relay dalam sistem kontrol mesin.
5. Relay Rekayasa atau Relay Pengaman (Protective Relay)
- Prinsip Kerja: Dirancang untuk melindungi sistem kelistrikan dari gangguan atau kondisi yang berbahaya (seperti kelebihan arus atau tegangan).
- Penggunaan: Biasanya digunakan dalam sistem distribusi listrik, proteksi motor, atau perangkat yang membutuhkan deteksi kondisi abnormal (seperti kesalahan grounding atau hubungan singkat).
- Contoh: Relay proteksi overcurrent, relay proteksi arus lebih, relay proteksi tegangan lebih, dsb.
6. Relay Elektromagnetik dengan Banyak Kontak (Multiple Contact Relay)
- Prinsip Kerja: Memiliki lebih dari satu set kontak (misalnya, 4, 6, atau lebih), yang memungkinkan untuk mengendalikan beberapa rangkaian secara bersamaan.
- Penggunaan: Digunakan di aplikasi yang membutuhkan lebih dari satu kontak untuk kontrol simultan, seperti dalam sistem kontrol kompleks atau otomasi industri.
- Contoh: Relay untuk pengendalian berbagai perangkat secara bersamaan di sistem kontrol pabrik.
7. Relay Hibrida (Hybrid Relay)
- Prinsip Kerja: Merupakan gabungan antara relay elektromagnetik dan solid-state. Biasanya, komponen elektromagnetik digunakan untuk mengendalikan input dan komponen solid-state untuk mengendalikan output.
- Penggunaan: Digunakan ketika diperlukan keandalan dan kontrol presisi tinggi dengan pengurangan keausan mekanis.
- Contoh: Relay dalam sistem kendali elektronik dan peralatan otomatis.
8. Relay Kontrol (Control Relay)
- Prinsip Kerja: Digunakan dalam sistem kendali untuk mengatur atau mengaktifkan perangkat lain, seperti motor, lampu, atau alat listrik lainnya, dengan sinyal kontrol.
- Penggunaan: Biasanya digunakan dalam panel kontrol listrik atau sistem otomasi industri.
- Contoh: Relay untuk menyalakan atau mematikan mesin pada panel kontrol.
9. Relay Pendeteksi (Sensing Relay)
- Prinsip Kerja: Menggunakan sensor untuk mendeteksi kondisi tertentu (seperti suhu, kelembaban, atau tegangan) dan mengendalikan kontak relay berdasarkan pembacaan sensor tersebut.
- Penggunaan: Banyak digunakan dalam sistem pengaturan suhu, kontrol kelembaban, atau proteksi sistem kelistrikan.
- Contoh: Relay untuk sistem pengendalian suhu (termasuk dalam pemanas atau AC).
10. Relay dengan Kontak SPDT (Single Pole Double Throw)
- Prinsip Kerja: Memiliki satu terminal input (pole) yang dapat dipilih untuk menghubungkan dua terminal output (throw). Kontak ini dapat mengalirkan arus ke dua jalur yang berbeda tergantung pada posisi saklar.
- Penggunaan: Digunakan dalam aplikasi yang memerlukan pilihan antara dua jalur atau sistem yang dapat berubah arah.
- Contoh: Penggunaan dalam sirkuit kendali yang membutuhkan dua kondisi operasi.
Contoh Rangkaian Sederhana
Contoh rangkaian sederhana menggunakan salah satu jenis relay di atas dengan beban 1 lampu TL dengan ballast dan 1 Fan Motor yang akan di kontrol dengan relay 12VDC 8PIN :
- INPUT POWER PLN 220VAC
- POWER SUPPLY 220VAC TO 12VDC
- RELAY 12VDC 8PPIN
- LAMPU TL dan BALLAST
- FAN MOTOR
Klik Link untuk melihat : Rangkaian
Comments
Post a Comment